Posts Subscribe to (PUT YOUR BLOG NAME HERE)Comments

Kamis, 28 Oktober 2010

Cinta Tanah Air Bagian Dari IMAN

Widya Castrena Dharma Siddha

Kondisi nasional Indonesia saat ini cukup memprihatinkan; pelanggaran perbatasan dan pelecehan oleh negeri jiran, pencurian ikan oleh nelayan asing, aksi terorisme bersenjata, "penghinaan' RMS dinegeri Belanda nun jauh sana hingga pada banyaknya bencana alam yang terjadi membuat miris keadaan. Belum lagi dengan tingkah polah insan-insan elite negeri ini yang masih gemar melakukan studi banding disaat bencana banjir di Papua melanda, pengadilan korupsi yang vonis hukumnya ringan, game of law dalam berbagai kasus, makelar kasus, rebutan jabatan Kapolri yang seperti tayangan infotainment, hingga lemahnya pembinaan olahraga hingga tim sepakbola kita dicukur nyaris gundul oleh negara sahabat, tak heran jika yang memimpin negeri inipun akhirnya gampang mengeluh. Memang tak gampang mengurus negara sebesar Indonesia. Diperlukan keberanian, wawasan tinggi, keimanan, kesabaran, keuletan dan rasa patriotisme yang kental.


Haruskah kita ikut-ikutan menggerutu dengan kondisi seperti ini? I dont think so. Khususnya bagi yang masih berusia muda dan berjiwa muda, negeri ini masih milik kita. Meski nilai rupiah tak pernah menang melawan dolar, ratusan ribu saudara kita masih menjadi kuli dan babu dinegeri orang, perekonomian kita sudah dikuasai pasar internasional, kita masih bisa untuk berbangga hati sebagai warga negara Indonesia. Karena negeri ini didirikan bukan oleh sekelempok orang, bukan pula pemberian para saudagar atau hibah dari negara asing. negeri ini didirikan dari banjir mata dan darah serta kekayaan harta yang tak ternilai, bukan dari tahun 1945 dimana awal negeri ini berdiri, tapi jauh ratusan tahun sebelumnya, saat perlawanan silih berganti terhadap kekuasaan kolonial terjadi.


Artinya adalah, bahwa kita yang hidup hari ini adalah keturunan para pejuang, anak-cucu dari para nelayan, petani, pendekar, ulama, pedagang dan tokoh-tokoh nusantara masa lalu yang perkasa. Yang sanggup mengarungi lautan luas hingga Madagaskar dan pantai Australia, serta menahan serbuan kaum Mongol-Cina yang disegani diabad pertengahan. Kita adalah bangsa yang besar dan beradab, bangsa timur yang religius, bangsa berbudaya yang telah melahirkan kokohnya Borobudur, tangguhnya kapal Phinisi, indahnya kain batik, cantiknya rumah gadang, tajamnya rencong, lezatnya Nasi Uduk, hebatnya debus, Istiqlal dan katedral, serta gemulainya tarian Bali dan lain-lain. Kita adalah bangsa yang percaya Tuhan dan Ke-Tuhan-an (religius). Semua agama besar dunia hidup, tumbuh dan berkembang disini. Dan yang terpenting, bumi, laut dan udara kita sangat kaya dan memberi hidup bangsa-bangsa lain didunia, pun hingga sekarang, meski semua hasil kekayaan itu belum kita nikmati semua dan bersama.


Lengkap sudah identitas kita, mau apa lagi? mau meratapi nasib yang serba terpuruk hari ini? Sedih boleh, namun kehilangan semangat jangan. Masih ada harapan dimasa depan. Asal generasi sekarang mau dan mampu untuk menyelami hakikat kebangsaan. Hakikat jatidiri bangsa, dan menanamkan tekad dalam hati bahwa kita bukan bangsa kuli!, Kita adalah bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam entitas etnis, bahasa, budaya dan agama berbeda namun satu kesatuan. Kita adalah bangsa pejuang, karena itu kondisi keterpurukan hari ini harus diperjuangkan oleh kita semua agar kembali baik lagi, gemah ripah loh jinawi, tata tenterem kertaraharja.


Untuk itulah wahai saudara-saudaraku kawula muda Indonesia, bangkitkan rasa kebanggaan, jadikan tantangan sebagai peluang dan rebut kembali kejayaan. Cintai negerimu sebagaimana kau cintai Ibu-Bapakmu, kekasihmu atau Tuhanmu. Negeri ini masih membutuhkan engkau.

Khusus untuk kalian yang telah memilih aktif menjadi anggota Resimen Mahasiswa, berbanggalah;

karena dalam baret Ungu kalian merupakan warna perasan darah, airmata dan pengorbanan lainnya dari para pejuang bangsa, yang telah membiru-mengkristal menjadi ungu yang sakral.

Baju hijaumu bukan perlambang militeristik, tapi merupakan wujud dari kemakmuran alam Indonesia.

Dan Baju 'cream' (warna khaki) mu merupakan gambaran nyata dari hamparan pasir pantai nusantara yang telah disinggahi dan didarati ribuan bangsa. Yang berarti kita harus membuka wawasan dan pengalaman kita seluas mungkin, sebagai bekal dari tanaman disiplin, loyalitas dan kebersamaan yang pernah kita tempa.

Latihan kemiliteranmu merupakan warisan semangat juang dan gemblengan nyata para pahlawan kusuma bangsa.


Berbanggalah kalian Menwa Indonesia yang berasal dari beragam budaya asal daerah (Skomenwa) dan perguruan tinggi (Satuan) yang berbeda, telah menjadi satu Menwa nasional saat ini. Dari sabang sampai Merauke semua sama, semua satu tujuan yakni mempertahankan NKRI dengan harga mati! Tanpa tawar menawar dan siap mengabdi di segala bidang.


Alumni kita sudah tersebar luas, rekatkan! Ingatkan kembali mereka akan masa-masa penggemblengan dan perjuangan dulu, meski saat ini sedang sibuk di bidang profesionalismenya masing-masing, dan kondisi Menwa agak berbeda dengan masa dimana mereka aktif dulu. Tak seperti sebelum era reformasi, Saat ini kita tak begitu lagi dipedulikan negara, tak mengapa yang penting kita masih peduli dengan negara dan bangsa kita. Kita masih mampu mengurus diri kita sendiri, hingga saatnya nanti negara akan sadar betapa pentingnya kita untuk pertahankan NKRI.Ingatkan semua, bahwa INDONESIA belum mau runtuh, INDONESIA masih butuh kita, butuh semua rakyat dan para pemimpinnya yang bertobat;


Generasi muda bangsa yang rela menyisihkan waktu kuliah untuk berbasah-basah dengan lumpur dan menyerap terik mentari dalam pendidikan dasar untuk menyelami dan menghayati penderitaan para pendiri bangsa. ITULAH MENWA, Jiwa spartan dan kewiraan pun kita santap hingga meresap dalam diri kita masing-masing hingga kemudian menghasilkan rasa patriotisme, cinta tanah air dan kebangsaan yang tebal. Kitalah generasi bangsa yang hari ini masih mau menghormati bendera merah putih, yang masih mau berdiri tegak dalam upacara kebangsaan, yang masih mau diperintah dan dibimbing menuju kebenaran,yang juga mau dibentak dan digalaki dalam pelatihan kemiliteran tanpa harus ikutan gembar-gembor tentang Komponen Cadangan yang ujung-ujungan urusan uang! Kitalah komponen pertahanan yang siap dicadangkan juga siap dikedepankan, dan juga selalu lantang mengucap kata Siap BELA NEGARA secara fisik maupun pemikiran dan juga sikap, yang mana kata itu sudah jarang terdengar diluaran. (seharusnya para olahragawan yang berjuan atas nama bangsa juga selalu didengungkan kata BELA NEGARA, kalau perlu didoktrin. Yah, Kita telah mendoktrin diri sendiri dengan istilah BELA NEGARA dan berakibat Juga yang merasa terhina jika bangsa ini direndahkan. Tidak seperti kaum TERORIS yang berlatih militer dan mendoktrin dirinya untuk hancurkan INDONESIA. Justru for teroris, WE HATE THEM!!


Terus maju kawan, jangan perdulikan kebimbangan atau omongan orang yang tak mengerti tentang Korps Baret Ungu. Kita ada karena sejarah INDONESIA menghendaki. Yakinlah, bahwa apa yang kau lakukan hari ini dalam keorganisasian Resimen Mahasiswa adalah masa-masa dimana kalian meresapi arti sebagai manusia Indonesia yang sesungguhnya. Lupakan segala perbedaan kecil antara kita, Dan PERCAYALAH...aplikasi dari tindakanmu ini merupakan wujud CINTA TANAH AIR, dan itu artinya kita masih Punya IMAN kepada Tuhan YME, Sang Khalik Yang Perkasa. Karena Cinta tanah air adalah sebagian dari Iman. Amin.



Hormat Kami,

Erwin H Al-Jakartaty

NBP. 93750725501

Wadan Konas Menwa Indonesia

Categories



Widget by Scrapur

0 komentar:

Posting Komentar

 

Dark Side Blogger Template

komentar baru

Change Font This Blog

Dark Side Blogger Template

Dark Side Blogger Template

Dark Side Blogger Template Copyright 2009 - MENWA 712 WOLTER MONGINSIDI STAIN PALOPO is proudly powered by Blogger.com Edited By Belajar SEO